Wahai anak adam,
Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SBMPTN - semacam kalimat sarkas yang normatif tapi nylekit.
Di masa para mahasiswa sedang menikmati sunyinya liburan panjang, para adek-adek gemes disisi lain sedang bingung menentukan arah tujuan setelah SBMPTN mengingkari janji dan php. Ada yang tetap kukuh mencari jurusan sama di univ lain dan ada yang memulai berspekulasi ria dlm mengambil jurusan yang dirasa hits dan tidak malu-maluin ketika ditanya atau ngerinya lagi memilih jurusan antah berantah.
Hubungan Internasional saya rasa menjadi salah satu prodi sosial yang mewah dan dipandang wahh yang bisa dijadikan pelampiasan SBM. Masa depan diplomat menjadi salah satu incaran pokok ketika mendengarnya. Mimpi-mimpi mulai terngiang pasti dengan kegiatan diplomasi dan urusan politik luar negeri dengan bumbu asin dinamika yang terjadi.
Namun ada titik dimana saya bingung, ketika para camaba memilih HI tanpa mempertimbangkan tentang apa yang akan dipelajari nantinya. Survey kecil saya menunjukkan bahwa ada pilihan terhadap HI hanya didasarkan pada nilai gengsi dan hits semata. Terkadang ini yang menjadikan para maba tertatih dalam mengikuti pembelajaran HI yang fokus terhadap dinamika politik. Santapan buku yang banyak, pemikiran yang luas dan mengikuti kabar isu terkini menjadi tuntutan pasti mahasiswa HI.
Namun tidak serta merta kita dapat menyatakan salah terhadap spekulasi tersebut. Terkadang maba yang belum mengerti tentang apa itu HI menjadi tertantang dan mulai mempelajarinya secara intensif dan penuh dedikasi. Perlu dipahami bahwa munculnya passion baru dalam mengkaji sesuatu hal yang belum pernah ditemui akan membuahkan keinginan kuat untuk menguasai. Namun hanya sedikit ditemukan.
Tulisan ini tidak bermaksud menjustifikasi salah para camaba dalam memilih jurusan HI. Namun ada konsekuensi ketika camaba menentukan prodi tersebut. Tekun dalam mendalami materi, berdiskusi, debat dan membaca ribuan halaman buku yang nantinya menjadi kewajiban berat. Harus ada kemauan kuat dan iktikad besar dalam berproses didalam jurusan HI, begitu pula jurusan lainnya.
Disisi lain saya masih kecewa dengan lembaga SMA sederajat yang masih kurang dalam menyampaikan dan memberikan pandangan terhadap jurusan di perkuliahan, secara general. Hal ini menjadikan akar permasalahan buntunya semangat maba ketika memulai perkuliahan. Perlu adanya integrasi antar lembaga perkuliahan, sekolah dan pemerintah dalam memberikan pandangan kedepan siswa ketika lulus.
Maka dari itu jangan jadikan sisi hits, gengsi, mewah, wah dan sinonim dari kata tersebut dalam memilih jurusan. Bahwa intelektual muncul bukan melalui jenis apa dia terbentuk, namun sebesar apa dia dalam mendedikasikan hidupnya.
Harapan, untuk maba HI bersiaplah dalam kontestasi prestasi dalam perkuliahan. Keluh kesah dalam berproses pasti terjadi. Namun jadikan semangat masa depan dan murni sebab pengembangan intelektual diri harus dikedepankan. Jurusan bukanlah suatu janji kalian akan diterima dalam perusahaan besar maupun lumbung pekerjaan, namun proses dalam meningkatkan kemampuan mental dan intelektual yang nantinya akan mengantarkan pada kesuksesan.
Selamat datang mahasiswa baru. Bersamamu mengakar kuat cita-cita tinggi, bersamamu bangsa yang besar tergenggam pasti.
Salam Mahasiswa-
Note •• dek hati-hati banyak kating cari istri.
Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SBMPTN - semacam kalimat sarkas yang normatif tapi nylekit.
Di masa para mahasiswa sedang menikmati sunyinya liburan panjang, para adek-adek gemes disisi lain sedang bingung menentukan arah tujuan setelah SBMPTN mengingkari janji dan php. Ada yang tetap kukuh mencari jurusan sama di univ lain dan ada yang memulai berspekulasi ria dlm mengambil jurusan yang dirasa hits dan tidak malu-maluin ketika ditanya atau ngerinya lagi memilih jurusan antah berantah.
Hubungan Internasional saya rasa menjadi salah satu prodi sosial yang mewah dan dipandang wahh yang bisa dijadikan pelampiasan SBM. Masa depan diplomat menjadi salah satu incaran pokok ketika mendengarnya. Mimpi-mimpi mulai terngiang pasti dengan kegiatan diplomasi dan urusan politik luar negeri dengan bumbu asin dinamika yang terjadi.
Namun ada titik dimana saya bingung, ketika para camaba memilih HI tanpa mempertimbangkan tentang apa yang akan dipelajari nantinya. Survey kecil saya menunjukkan bahwa ada pilihan terhadap HI hanya didasarkan pada nilai gengsi dan hits semata. Terkadang ini yang menjadikan para maba tertatih dalam mengikuti pembelajaran HI yang fokus terhadap dinamika politik. Santapan buku yang banyak, pemikiran yang luas dan mengikuti kabar isu terkini menjadi tuntutan pasti mahasiswa HI.
Namun tidak serta merta kita dapat menyatakan salah terhadap spekulasi tersebut. Terkadang maba yang belum mengerti tentang apa itu HI menjadi tertantang dan mulai mempelajarinya secara intensif dan penuh dedikasi. Perlu dipahami bahwa munculnya passion baru dalam mengkaji sesuatu hal yang belum pernah ditemui akan membuahkan keinginan kuat untuk menguasai. Namun hanya sedikit ditemukan.
Tulisan ini tidak bermaksud menjustifikasi salah para camaba dalam memilih jurusan HI. Namun ada konsekuensi ketika camaba menentukan prodi tersebut. Tekun dalam mendalami materi, berdiskusi, debat dan membaca ribuan halaman buku yang nantinya menjadi kewajiban berat. Harus ada kemauan kuat dan iktikad besar dalam berproses didalam jurusan HI, begitu pula jurusan lainnya.
Disisi lain saya masih kecewa dengan lembaga SMA sederajat yang masih kurang dalam menyampaikan dan memberikan pandangan terhadap jurusan di perkuliahan, secara general. Hal ini menjadikan akar permasalahan buntunya semangat maba ketika memulai perkuliahan. Perlu adanya integrasi antar lembaga perkuliahan, sekolah dan pemerintah dalam memberikan pandangan kedepan siswa ketika lulus.
Maka dari itu jangan jadikan sisi hits, gengsi, mewah, wah dan sinonim dari kata tersebut dalam memilih jurusan. Bahwa intelektual muncul bukan melalui jenis apa dia terbentuk, namun sebesar apa dia dalam mendedikasikan hidupnya.
Harapan, untuk maba HI bersiaplah dalam kontestasi prestasi dalam perkuliahan. Keluh kesah dalam berproses pasti terjadi. Namun jadikan semangat masa depan dan murni sebab pengembangan intelektual diri harus dikedepankan. Jurusan bukanlah suatu janji kalian akan diterima dalam perusahaan besar maupun lumbung pekerjaan, namun proses dalam meningkatkan kemampuan mental dan intelektual yang nantinya akan mengantarkan pada kesuksesan.
Selamat datang mahasiswa baru. Bersamamu mengakar kuat cita-cita tinggi, bersamamu bangsa yang besar tergenggam pasti.
Salam Mahasiswa-
Note •• dek hati-hati banyak kating cari istri.
Komentar
Posting Komentar